Warung Kopi itu Bernama Latarariman
Semalam (13/11) bersama segerombolan crew Gerdu Laot melakukan serangan balik ke Latarariman. Bertepatan malam Sabtu Wage dan hari libur Gerdu Laot, 5 orang yakni Daffa, Ubeb, Atiq, Yusuf dan Toni juga1 kucing bernama Cino berangkat bersama menuju desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri tempat Latarariman berada.
Sesampainya disana, nampak seorang kawan bernama Adhan yang ungkapnya rumahnya tak jauh dari sana (padahal ya masih belasan kilo) sedang bercengkrama dengan kawannya. Setelah sampai, punggawa Gerdu Laot langsung menyampiri mas Dika, pemilik Latarariman itu sendiri. Kesan awal ketika mengunjungi Latarariman yakni memberi suasana hangat bagi setiap pengunjungnya. Konsep rumah kuno terasa kental memberi kesan menenangkan terutama ketika mengunjunginya di malam hari.
Pelayanan yang ramah dan juga sering diadakannya acara live music disini membuat warung ini menjadi alternatif pilihan untuk menghabiskan malam bersama kawan-kawan. Akses menuju lokasi juga mudah. Menjadi alternatif juga ketika kawan-kawan ingin mampir setelah dari berbagai wisata di Lereng Kelud.
Disana, bersama kawan-kawan meramaikan suasana dengan live akustik hingga sampai setengah 11 malam. Berbagai keseruan bernyanyi bersama dan sedikit tarian dari mas Adhan yang banyak dikatakan mirip dengan Denny Caknan. Juga bersama mas Ndotsky yang juga merupakan musisi soloist kata mas Adhan. Sembari menikmati malam dan mengobrol, kami disuguhi makanan dan minuman yang lezat. Tidak berhenti disitu, sebelum kami balik, kami juga dibawakan ketela oleh mas Dika. Perjalanan pulang yang semakin ramai karena ketika akan pulang, kami juga membawa seekor kucing betina yang selanjutnya di namai Dona oleh Ubeb. Donna mengeong sepanjang perjalanan yang sedikit membuat repot Atiq yang duduk di samping sopir. Dapatkan pengalaman ngopi yang tak terlupakan hanya di Latarariman. Semoga silaturahmi senantiasa terjaga.
Komentar
Posting Komentar