Postingan

Menampilkan postingan dengan label Essay

Anda Sudah Dikepung

Gambar
Angin yang berhembus, sungai yang mengalir dan hari yang berlalu. Lalu lalang melintas sosok bayang dalam keramaian. Pada sepersekian detik terpejam dan mengingat setiap perkataan yang ia katakan. "Anda sudah dikepung, menyerahlah dalam jurang keniscayaan", lirih terdengar di sepersekian detik berikutnya. Ya, untuk sebuah rencana kegagalan merupakan hal yang biasa. Bukan disebabkan oleh ketidak-becusan dalam menyusun rencana terperinci dan terukur, tetapi ketidak-mampuan manusia dalam mengatur musim. Seperti yang ku katakan di jumpa terakhir kita. "Kita adalah sepasang daun jatuh yang kemudian jatuh ke sungai dan pasrah mengikuti alirannya, menunggu menjadi humus yang subur.  Pada sepersekian abad lampau, suara bibir bertemu bibir yang menyebabkannya saling membasahi, suara gemuruh genderang yang seketika hening ketika mendengar berita kematian sang raja dan suara yang mempertanyakan nasib sebuah gelombang yang dibawanya. Kemudian, muncul bayangan yang sama. ...

Kematian Jiwa

Gambar
Daun-daun itu berguguran. Meranggas diantara paceklik krisis berkepanjangan. Satu persatu gugur ke tanah atau terbang kalang kabutan ditiup angin. Sementara musim tak kunjung berganti dan harap cemas meminta musim semi segera kembali. Pohon itu berdaunkan harapan, cita dan mimpi setiap remaja yang bercita-cita menjadi hidup diantara kematian yang tak banyak dikabarkan. Kematian jiwa. Begitu banyak harapan terkumpul di langit, sehingga yang sering kali jatuh bukanlah air yang menyegarkan namun pupus harapan yang lumrah terdengar di telinga anak-anak usia belia. Sebagian mereka mati tertindih kejamnya realita hidup yang mengharuskannya dikubur hidup-hidup untuk menghidupi pohon yang hampir mati. Sebagian mereka bertahan bersama sekawanan kunang-kunang yang berikan redup terang indah meski itu hanya sesaat. Pukul telah menandakan mentari mulai tampakan sinar dan mereka terbangun dari mimpi. Tanpa ampun, terangnya menyilaukan mata-mata muda belia dengan jutaan mimpi yang di jua...

Desember Jangan Menangis

Gambar
Membuka Desember. Bulan penghujung di setiap tahun. Hujan-hujan membasahi sudut desa dan kota, bersama kenangan yang tumbuh berkembang bersamanya. Paceklik masih berkepanjangan disetiap jiwa-jiwa yang diisi oleh kekosongan. Menuju pagi pertama, sebelum akhirnya terbesit keinginan untuk menulis dan memilih untuk tetap terjaga hingga hadir di suatu malam tanpa kata, tanpa penjelasan, hanya berhias tatap kosong dan air mata kepasrahan. Mengaisi kembali kenangan dan luka serta canda tawa semu yang menghiasi kehidupan. Jika mencari neraka, inilah yang kau cari. Sebuah jalan panjang penuh kehampaan dan kebimbangan, tanpa siapa-siapa, hanya aku dan diriku yang mengerti. Pertanyaan pertama muncul dari sekuntum entah dan menyebar bagai spora pada setiap alam bayang. "Akankah hari-hari akan terus seperti ini? Menjadi miskin dengan segala fasilitas yang ada? Menjadi sepi di setiap keramaian yang ada? Cita-cita? Masihkah ada? Harapan?".  Kemudian di setiap gang menuju ujung c...

Mimpi Buruk Seekor Kucing

Gambar
Malam menjelang pagi, mimpi buruk itu mengusik kucing diantara sofa dan gelap yang masih menaungi. Terlihat sebuah angan terbang melayang bersama bangkitnya kesadaran untuk sekedar menulis gelisah yang kian hari kian menjadi. Sebelumnya ini bukanlah kata-kata putus asa atau bebalnya telinga mendengar semangat yang kerap terucap dari orang-orang tertentu.  Perkara ini adalah kepasrahan akan tenggelamnya sebuah insan pada sebuah keadaan yang memaksanya melacurkan diri pada sebuah formalitas yang bukan dirinya. Tentang waktu yang berulang tanpa ujung dan detik demi detiknya hanya akan berujung pada penantian akan maut. Hari demi hari dilewati denga kosong. Keinginan hidup bersama mesti melewati jalan panjang penuh omong kosong, sementara ketulusan akan bersandar di pojok ruang gelap dan diabaikan. Ini tahun 2021, beberapa tahun kedepan dunia semakin terkontrol oleh sebuah sistem yang mau tidak mau, suka tidak suka akan membawamu pada kesadaran untuk tunduk dan menurut. Hal...

Biru Magenta

Gambar
Warna-warna kekasih dalam lembayung suara yang syahdu. Keramaian seketika berubah menjadi keheningan. Hanya ada aku dan ketenangan. Bukan perkara rupa rupawan tetapi perihal hati yang mengerti. Warna yang akhir-akhir ini dipasang di kedai yang mengusung tema chill and calm atau yang semenjak dulu sudah menjadi trademark di diskotik atau karaokean. Seharusnya setiap tempat menyediakan tempat merokok yang disertai senderan yang nyaman untuk sekedar melamun dan berkicau. Cuit-cuit-cuit. Kadang aku juga tidak mengerti apa yang mereka omongkan dan kadang aku memang tidak mau tahu. Mulai mengerti akan pentingnya ego dari pada terus mengalah karena keputusan demi keputusan senantiasa dibuat sebagai tanda masih adanya semangat dalam diri meski pada akhirnya hanya berujung pada "yowes, yoopo maneh". Mengutip lirik lagu FSTVLST yang bertajuk gas yang berbunyi: "Berjalan tak s'perti rencana adalah Jalan yang sudah biasa Dan jalan satu-satunya Jalani sebaik kau bisa...

Hening Cipta Rasa

Gambar
Cerita laut melalui gulungan ombak dan semilir anginnya serasa terlalu ramai. Dingin pegunungan dan suara dernyit dahan dan ranting juga semakin memperkeruh pandangan kepada cahaya. Sementara hening sepi tak kunjung jua kutemui di berbagai liku perjalanan. Keberadaannya kian kalut tat kala suara-suara itu menyelimuti tidur lelap malam. Membuat kabur pandang kepada cahaya, membuat bising untuk setiap keheningan, menjadi dahaga disetiap perjalanan.  Apakah kau tahu? Ada di ujung setiap ramai yang ku temui itu sepercik embun yang kabarkan kabar baik. Kemudian, ada sebuah telaga untuk mandi dan membersihkan diri dari segala yang kotoran yang melekat pada jiwa dan raga, ada cahaya dalam gelap pekatnya kehidupan. Jikalau mencari hening tak perlu jauh hingga ke puncak gunung. Jikalau mencari hening tak perlu menyendiri di dalam lorong-lorong malam yang enggan membawamu berangkat menuju peristirahatanmu. Karena semua hening itu ada pada diri sejatimu yang sejatinya sendiri....

Siapa yang Merdeka?

Gambar
Agustus menyapa dengan jargon-jargon khas ala tujubelasan. Orang-orang ramai berbicara tentang kemerdekaan. Nasi kemerdekaan itu dimakan menjadi tau oleh Widji. Tidak pernah kau ketahui rasanya menikmati kemerdekaan tanpa cinta kata rendra. Kemerdekaan menawarkan diskon-diskon belanja di keranjangmu. Kemerdekaan menipumu untuk memasang merah putih dan lalu kau biarkan begitu saja. Kemerdekaan mengajakmu untuk dirumah saja menunggu badai mereda kemudian mati karena kelaparan. Aku berbicara pada barisan sarjana yang mengacungkan diri dihadapan kapital liberal yang individualis dan berharap hidup lebih layak. Aku bicara pada setiap kepala yang menggantungkan diri di jalanan. Kepada setiap kerikil yang terpontang-panting digilas ban-ban kendaraan. Kepada setiap panas yang mengucurkan keringat pak tua pengayuh becak.  Kepada diskon kemerdekaan, bonus kemerdekaan, promo spesial kemerdekaan, kemerdekaan-kemerdekaan- kemerdekaan, siapa yang mencarinya dibawah laci ketika ketok ...

Ketika Aku Berhasil Menjadi Sarjana

Gambar
Saya mulai tulisan ini dengan sebuah angan, "Ketika aku berhasil menjadi sarjana". Sebenarnya tidak tau mengapa, tapi mari kita bahas satu persatu sesuatu yang tak bisa saya ucapkan dengan lisan karena dengan tulisan setidaknya kita "harusnya" memiliki sedikit waktu untuk berpikir (walau kenyataan di dunia maya tidak). Entah mengapa semakin kesini semakin bingung dan pontang-panting ketika seseorang mengucapkan kata "Skripsi". Mungkin sebagian orang mengerti dan mengalami hal serupa di kondisi seperti saya sekarang. Mahasiswa angkatan 2016 di tahun 2021. Ketika orang-orang mulai menyoal tentang pekerjaan, investasi, tempat tinggal dan penghidupan. Saya stuck pada satu titik yang sekiranya sudah saya paksakan untuk selesai. Sekiranya beberapa waktu lain ada seorang kawan menjapri saya untuk membantu mengolah data sedemikian rupa setelah PPKM selesai, malam ini pacar saya memaksa saya untuk menyelesaikannya malam ini. Bagaimana sebuah kalimat ter...

Negeri Carut Marut, Semua Ribut

Gambar
Dipojok itu aku memandang mendengarkan Orang - orang kaya berkata tentang protokol kesehatan Orang - orang miskin bertanya bagaimana agar anak istrinya tak kelaparan Aparatur Negara berbicara soal kebijakan Orang - orang kaya teriak tentang ketakutanya tertular pandemi mematikan Orang - orang miskin berkata kematian bagi kami sama saja, mati kelaparan atau mati karena pandemi yang katanya mematikan Aparatur Negara menyampaikan Aturan harus di jalankan. Orang - orang kaya berkata berdialog tentang bisnis yang tak jalan. Orang - orang miskin berteriak kami kelaparan bantuan tak kunjung datang, kami mencari uang kami dipidanakan katanya melanggar aturan Aparatur negara berkata tegas Dengan atau tanpa Paksaan Aturan harus di tegakan. Ya, semuanya menemui jalan buntu dan berakhir dijalanan Di Negeri carut marut semuanya ribut. Dinegeri carut marut semua saling sikut. Kehancuran kehidupan adalah ketika semua teriak dan merasa saling benar akhirnya perang dan saling serang. Lalu ...

Parade Kematian 2021

Gambar
Kematian demi kematian datang silih berganti. Begitu mereka bilang "musim orang mati". Mulai mitos keranda terbang hingga fakta kematian akibat virus yang tinggi. Kembali lagi saya tegaskan bahwa kematian bukanlah tragedi, namun penyebab kematian itulah yang harus dicermati dan diselidiki. Banyak orang mati tua, juga tak sedikit mereka yang mati muda. Memang syarat mati tak harus tua dan juga tak harus sakit. Semua bisa dijemput kapan saja dan dimana saja. Ada yang mati kelaparan di gubuk reot penuh tagihan hutang, ada pula yang mati di pangkuan kekasih.  Ketika manusia lahir, mereka memulai proses kematian mereka. Meski mengetahui itu semua, manusia tetap menempatkan kematian sebagai terror terbesar, meskipun sebagian mereka menghiraukan perkara maut demi menghidupi hal yang mereka sayangi. Ada kawan berkata, "Jangan mati dulu, jika kamu mati, orang yang kamu sayangi akan kehilanganmu". Entah disadarinya atau tidak, proses mencintai mestinya tak menuntu...

Tenanglah Sejenak

Gambar
Tenang. Tenanglah sejenak. Aku cukup mengerti perenung sepertimu tak temukan tenang di dalam hidupmu karena kau sibuk merenung. Tenanglah sejenak. Berbaringlah di sebelahku. Melihat awan berarak tertiup angin kemarau. Meletakan dunia sejenak tepat di meja di sebelahmu. Tak usah pikir dia dulu. Sekarang kita sedang terbang diantara awan-awan itu. Menembusnya seperti anak-anak yang bermain gelembung di pasar malam. Sesekali, ketika menemukan Cumolonimbus, kita sejenak menyeduh teh diatasnya dan melihat kehidupan di bawah. Tak perlu bingung jika kurang manis, awan-awan itu kumpulan permen kapas yang manis. Meski begitu, jangan terlalu banyak karena usiamu sudah tak cukup muda lagi, takutnya diabetesmu nanti kambuh. Di atas awan ini aku tak akan banyak bicara karena awan ini sedang menyiapkan badai untuk samudera. Jika aku banyak bicara takutnya gemuruh guntur itu akan berubah jadi tornado seperti yang sering menyerang negara-negara bagian utara. Meski begitu, menarik juga menj...

Jangan Sakit

Gambar
Aku terbangun. Setelah menjelajahi mimpi yang cukup panjang akhirnya aku terbangun. Ku lihat jam masih terlalu dini untuk beraktivitas. Pandangan buram tanpa kacamata. Nyeri. Merasakan suhu badan naik begitu cepat. Namun, mimpi tak segera menjemputku kembali. Kucoba menghirup bau-bauan, rasanya masih normal. Kucoba merasakan beberapa kudapan kecil, nampaknya masih terasa. Kucari penyebab. Apakah makan? Apakah energi untuk gerakan raga yang terlalu dipaksakan? Apakah perihal psikis yang tiap hari ditempa dengan berbagai kata demi kata? Entah. Harapanku hanya segera tertidur dan bangun dalam kondisi badan yang siap untuk memacu kuda besi dan mulai membersihkan sisa-sisa malam.  Aku harap kamu mengerti, wahai zat yang nampaknya tak terlalu egois untuk mengerti. Oh aku mengerti, mungkin kurang air. Dehidrasi. Atau mungkin sebuah upaya adaptasi. Tapi, apakah tidak telat terlambat.  Mungkin setelah eek dan pipis besok pagi sedikit demi sedikit memulih. Jangan sakit, jang...

Aquarium

Gambar
Ikan di dalam aquarium bertanya tentang kebebasan dan kemerdekaan. Kesana kemari memakan lumut yang tumbuh subur di kaca dan bebatuan. Kadang bermain arus yang tercipta dari pompa air yang membuat air bersikulasi. Apakah kebebasan itu? Kebebasan adalah upaya menemukan batas-batas. Menentukan batas seperti halnya aquarium berukuran panjang 40 centimeter ini. Lompat keluar lalu mati atau bertahan di aquarium dengan ekosistem yang penuh dengan kepalsuan. Apakah puan dan tuan sekalian juga demikian? Perjalanan menemukan batas karena kemampuan juga terbatas.  Kemampuan finansial, fisik hingga spiritual masing-masing individu berbeda. Alih-alih kebahagiaan, mungkin puan tuan cukup mengerti atau minimal pernah merasa bahagia. Ikan-ikan di dalam aquarium tidak pernah diberi makan karena makanannya tersedia di aquarium tersebut. Memang di desain seperti itu rupanya, menggunakan air dengan TDS tinggi dan cahaya lampu lebih dari 8 jam perhari membuat lumut yang menjadi makanan ika...

Kita Sudah Tidak Muda Lagi untuk Melakukan Beberapa Hal

Gambar
Kita tak lagi muda untuk hal dan waktu tertentu meski sering kali waktu sering kali kita abaikan. Berbicara tentang air, bulan dan danau, apakah ikan dalam aquarium bahagia? Meski begitu, alam juga sama mengerikannya dengan lingkungan yang dibuat sedemikian rupa menyerupainya. Tapi, bukankah kita benar-benar tidak muda lagi untuk melakukan sesuatu hal? Aku mengerti, menjadi anak-anak memang menyenangkan. Bermain ditengah hujan dan ketakutan hanyalah amarah orang tua jika tak segera mandi ketika sore tiba. Tapi, kita benar-benar sudah tidak muda lagi untuk melakukan beberapa hal. Aku mengerti, pola pikir kanak-kanak memang mengasikan apalagi mereka yang tidak menciptakan lingkungan yang mengasah tumbuh kembang naluri kemanusiaan. Aku rasa perihal menjadi dewasa bukanlah hal yang mudah. Juga menjadi anak-anak juga hal yang membosankan. Melihat perkembangan zaman warna-warni ditengah sorot layar LCD layar sentuh digenggaman tangan berjam-jam. Benar, menjadi manusia memanglah s...

Bulan Merah Jambu Tidak Luruh di Kotamu

Gambar
Tidak ada bulan merah jambu. Karena setiap yang luruh pada kota hanyalah keringat, debu dan beberapa air mata. Malalui langkah sepi di setiap gang yang menawarkan angka, angka dan angka. Uang, uang dan uang. Melewati angin bercampur asap kenalpot dan bau parfum salesman dan spg di sepanjang komplek pertokoan. Kadang angin menabur daun yang kenyang akan konsumsi karbon sepanjang hari dan kering ketika kemarau menjelang. Pencarian bayang-bayang ketika itu, melalui pamflet dan poster majalah Gadis era 90an.  Sisi ruang batin yang hampa menanti cahaya kesadaran dari ufuk timur, rindukan pencerahan nurani yang nyata. Tercipta kesedihan mejikuhibiniu memenuhi relung jiwa. Mewujudkan keinginan yang tak pernah terwujud seperti halnya menabuh kesunyian di tengah kemacetan pola pikir manusia. Hingga pada akhirnya yang tersisa hanyalah transisi atau perpindahan meski sukar atau karena berbagai hal yang tidak bisa dijelaskan. "Lelah" Ketika raga dan jiwa tak sanggup menopang ...

Hari Raya Tanpa Perayaan

Gambar
Sebagaimana pun gema takbir yang terus diulangi di momen "idul" 2x setiap tahunnya, tidak ada kata maaf yang tulus yang benar-benar mendarat di sanubari. Mungkin beberapa bayangan bisa tervisualisasi di alam pikiran. Seperti, "Maafkan ibu yang telah melahirkanmu" atau "maafkan bapak karena telalu pandai merayu ibumu yang akhirnya membuatmu terlahir". Ya, seperti biasa, perceraian disebabkan oleh pernikahan dan rasanya juga linier jika penyebab kematian adalah kehidupan. Memulai menata kata untuk acara momentum esok, ketika acara sungkeman. Tradisi yang sepertinya sudah membudaya. Tapi, apalah jika hal tersebut sekedar seremoni seperti upacara bendera setiap hari senin yang memuakan. Rasanya perlu sedikit sentuhan agar sungkem kali ini perlu pertimbangan strategi yang matang agar rencana ke Surabaya dapat berjalan lancar tanpa kabur-kaburan seperti yang biasa dilakukan. Hal lain yang perlu dipersiapkan adalah kata-kata yang perlu disiapkan ketik...

Kedai Kopi Kediri di Sebelah Lintasan Kereta Api

Gambar
Sore tadi (12/02/21) bertepatan dengan tahun baru imlek, angin membawa saya ke kedai kopi ini. Namanya Aloha. Kedai kopi ini terletak di sebelah perlintasan kereta api atau lebih tepatnya di daerah Kaliombo. Untuk informasi lebih jelasnya kalian bisa browsing saja di Google Map. Tanpa peranai apa-apa, saya kesini untuk menikmati sore dan kopi (bukan anak indie). Ngomong-ngomong soal indie yang berarti independent atau merdeka atau bebas dan sebagainya, mungkin beberapa dari pembaca pernah membaca tentang kebebasan yang pernah saya tulis beberapa bulan lalu. Jika belum bisa klik disini . Kebebasan adalah hal utopis yang didambakan orang-orang. Seperti kebebasan berpendapat yang masih banyak aral yang membuatnya tidak benar-benar bebas atau kebebasan memilih yang pada akhirnya hiduplah yang memilihkanmu jalan. Lantas, apakah manusia hanya sebagai wayang dan tak memiliki kehendak? Bisa jadi demikian. Ketika manusia memilih mengalir menerima jalan takdir. "Ya mau bagaimana...

Sejatinya Indonesia Tidak Pernah Dijajah Bangsa Lain. Mereka Menjajah Bangsa Mereka Sendiri

Gambar
Apakah kita dahulu benar-benar dijajah belanda seperti yang dikatakan buku-buku sejarah? Bagaimana jika fakta membeberkan bahwa sejatinya VOC itu merupakan serikat dagang dari belanda dan mempekerjakan orang Indonesia dengan upah. Dan ketika orang merasakan tidak mendapati upah perlu disusuri alur distribusi upahnya. Ketika disusuri ternyata banyak dari dana itu berhenti di bupati atau elit birokrasi pada saat itu. Jadi jika begitu, siapa yang sebenarnya menjajah selama ini?  Beberapa hari lalu bapak menyinggung terkait kesadaran akan kebersihan orang luar negeri yang bagus dan juga etos kerja di Jepang. Beliau berkata dengan heran. Namun disela itu aku berkata butuh waktu berapa tahun untuk mencapai semua itu? Amerika dengan freedom of speech nya hingga Indonesia dengan kasus korupsinya. Beberapa kali beliau menyatakan bahwa generasi beliau adalah generasi gagal. Namun dalam hati aku lebih suka menyebut generasi beliau sebagai generasi takabur. Sementara generasiku? An...

Mari Bersulang

Gambar
"Sudah kukatakan padamu, bahwa nasib kita tak akan semakin buruk jika kamu selesaikan studimu di prancis tahun lalu", kata seorang di depan kaca yang ditangannya telah ada segelas whisky dari Jhony Walker yang terkenal itu. Benar-benar nasibnya sekarang, seorang yang dahulu mansyur dikalangan konglomerat kini hanya debu dengan hutang milyaran. Pandemi ini membuatnya menjual berbagai villa dan hotelnya di Bali. Sebelum tercium KPK, ia segera masukan semua uang itu dalam bentuk Bitcoin melalui rekening selirnya yang cantik dan molek itu. Harapannya teknologi negara ini tak mampu menembus keamanan sistem kripto yang cukup ketat. Yang benar saja, ia sekarang telah diciduk KPK bersama pihak kepolisian dalam kasus pencucian uang. Anaknya yang tak selesai kuliah di prancis juga tersandung kasus penjualan kokain yang didapatinya dari sebuah pelabuhan di Batam. Sementara kekalutan di rumah pejabat itu, terdengar suara jeritan dari rumah kecil yang tak jauh dari rumah megah...

Ada Pistol di Kepalamu

Gambar
Tolong maafkan aku. Sebuah kalimat yang tak merubah keadaan saat ini. Semua terasa kosong tat kala jari jemarimu tak lagi ada untuk ku genggam. Ketika waktu sudah tak ada gairah detiknya dan suara hujan menjelma bagai nada-nada sendu. Bisu masih menguasai setiap mulut yang menjual dirinya di sepanjang trotoar atau di meja judi. Buta masih milik setiap mata yang melihat semua menjadi kelabu, muram dan sesekali merasakan dunia perlahan melamat. Tuli masih menjadi pilihan tat kala dunia semakin ramai dengan berbagai tuntutan yang didikte oleh standar hidup di media massa. Miskin masih menyelimuti takdir yang sudah kau upayakan untuk berubah namun semua percuma. Aku sudah melihat banyak sesuatu yang mestinya tak kulihat. Aku juga sudah mendengar berbagai macam hal yang seharusnya tidak aku dengar. Namun aku tetap diam seribu kata tat kala dogma mengangkang diselangkangan zaman sembari mengajarkan tata krama yang tidak dicontohkan oleh para senior. Para senior itu duduk congkak ...