Siapa yang Merdeka?

Agustus menyapa dengan jargon-jargon khas ala tujubelasan. Orang-orang ramai berbicara tentang kemerdekaan. Nasi kemerdekaan itu dimakan menjadi tau oleh Widji. Tidak pernah kau ketahui rasanya menikmati kemerdekaan tanpa cinta kata rendra. Kemerdekaan menawarkan diskon-diskon belanja di keranjangmu. Kemerdekaan menipumu untuk memasang merah putih dan lalu kau biarkan begitu saja. Kemerdekaan mengajakmu untuk dirumah saja menunggu badai mereda kemudian mati karena kelaparan.

Aku berbicara pada barisan sarjana yang mengacungkan diri dihadapan kapital liberal yang individualis dan berharap hidup lebih layak. Aku bicara pada setiap kepala yang menggantungkan diri di jalanan. Kepada setiap kerikil yang terpontang-panting digilas ban-ban kendaraan. Kepada setiap panas yang mengucurkan keringat pak tua pengayuh becak. 

Kepada diskon kemerdekaan, bonus kemerdekaan, promo spesial kemerdekaan, kemerdekaan-kemerdekaan- kemerdekaan, siapa yang mencarinya dibawah laci ketika ketok palu keputusan pembunuhan massal sepanjang 2019- sekarang?

Siapa yang merdeka diantara kita? Siapa yang merdeka didalam hidup yang sering kali bersitegang dengan konflik dengan krisis. Menyusuri krisis demi krisis kemudian teriak merdeka sementara dari ujung kaki hingga ujung kepala terikat belenggu di era Industri Kapital yang semakin membesar. Perkara nilai, pelacur-pelacur ibu kota yang berlenggang di gedung-gedung parlemen mengelus-elus bisnis multiregional milik mereka dengan menggunakan kuasa sebagai kepanjangan tangan dan kaki. Sehingga upacara kemerdekaan kali ini diselenggarakan dengan cara yang semewah-mewahnya karena bisnis sedang untung besar. 

Kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial? Orang menjual mimpi di mall-mall, di iklan media yang semakin mudah di akses, hingga di mimpi malammu. Mimpi kemerdekaan milik pejuang, akankah bisa dibeli kembali. Sementara pengaruh negara lain pada akhirnya tidak bisa dihindari karena peradaban bergerak pada satu kata "Internasionalisasi". Tapi bukan internasionale gerakan buruh atau gerakan yang bersifat menggedor punggung para kapital yang duduk diatas ranjang empuk bersama pelacur-pelacurnya yang menari di sekitarnya.  Maka, temukanlah kematian dalam kemerdekaan jika tanpa cinta, tanpa kasih, tanpa rasa peduli terhadap sesama manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Parade Kematian 2021

Duel Pecel Tumpang vs Pecel Lele! Fafifest Gemparkan Permusikan Kediri

Merchant PERTANIAN HARI INI sudah bisa dipesan! Take it All only 200k!!