Luka dan Kecewa

Malam yang panjang. Sepanjang perjalanan penuh lubang dan cobaan. Bergelut dengan angin dan sesekali jatuh dalam lubangnya. Semalam hawa dingin menerpaku cukup kencang sebelum akhirnya menuju kota dan deritanya. Sembari membawa sekardus harapan sebagai permintaan maaf dan seonggok jasad ini yang penuh keluh kesah. Kini aku semakin sadar bahwa aku hanyalah manusia yang penuh dengan kekurangan.  

Kedatanganku disambut wajah murungmu, kekasih. Tanpa ada sebesit senyum di bibirmu, sebagai tandamu terima maafku. Aku sadar rasa khawatirmu terhadapku ketika ban motorku berselisih dengan ban truk-truk besar yang tak jarang membuatku goyang. Juga ketika kendaraanku terbang tat kala tancap gas menuju ke arahmu. Mungkin memang semua itu hanya sekedar khawatir, maafku tak sanggup mengubur rasa kecewamu.

Jalananmu semakin sunyi ketika engkau tak mampu menjawab makan dimana. Aku yang hanya membawa sepeser rupiah tak mampu berbuat banyak. Sementara kau menaruh harap pada seorang lelaki yang penuh dengan kegilaan. Mungkin hingga surat ini ku tulis, engkau masih belum memaafkan kesalahanku yang sebenernya itu-itu saja. Aku tak bisa memikirkan seperti apa perahu kita kelak ketika kau menerima nahkoda seperti ini. Sementara pembaca peta masih disesatkan oleh petanya. Angin bertiup kalang kabut ketika nantinya engkau dan kata-katamu memaksa nahkoda itu membiarkan dirinya di makan hiu di samudra.

Tapi begitulah, cintaku. Nahkoda yang hebat tak melakukan semua itu. Ia sekedar mendengar segala kicauan yang merendahkannya. Hingga nantinya ia akan berlayar di lautan yang tenang. Meski tak selamanya tenang. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Parade Kematian 2021

Duel Pecel Tumpang vs Pecel Lele! Fafifest Gemparkan Permusikan Kediri

Merchant PERTANIAN HARI INI sudah bisa dipesan! Take it All only 200k!!