Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Bom Waktu #3 (Close)

Gambar
"Waktunya sudah habis" "Menurutku juga begitu" "Kita tidak mungkin akan selamat" "Kita akan mati disini" "Bukankah semua akan mati cepat atau lambat?" "Iya tentu, itu kepastian dari setiap kehidupan" " Kalau begitu relakanlah semua yang dikatakan oleh hidup" "Baiklah" ~

Kedai Kopi Kediri di Sebelah Lintasan Kereta Api

Gambar
Sore tadi (12/02/21) bertepatan dengan tahun baru imlek, angin membawa saya ke kedai kopi ini. Namanya Aloha. Kedai kopi ini terletak di sebelah perlintasan kereta api atau lebih tepatnya di daerah Kaliombo. Untuk informasi lebih jelasnya kalian bisa browsing saja di Google Map. Tanpa peranai apa-apa, saya kesini untuk menikmati sore dan kopi (bukan anak indie). Ngomong-ngomong soal indie yang berarti independent atau merdeka atau bebas dan sebagainya, mungkin beberapa dari pembaca pernah membaca tentang kebebasan yang pernah saya tulis beberapa bulan lalu. Jika belum bisa klik disini . Kebebasan adalah hal utopis yang didambakan orang-orang. Seperti kebebasan berpendapat yang masih banyak aral yang membuatnya tidak benar-benar bebas atau kebebasan memilih yang pada akhirnya hiduplah yang memilihkanmu jalan. Lantas, apakah manusia hanya sebagai wayang dan tak memiliki kehendak? Bisa jadi demikian. Ketika manusia memilih mengalir menerima jalan takdir. "Ya mau bagaimana...

Sejatinya Indonesia Tidak Pernah Dijajah Bangsa Lain. Mereka Menjajah Bangsa Mereka Sendiri

Gambar
Apakah kita dahulu benar-benar dijajah belanda seperti yang dikatakan buku-buku sejarah? Bagaimana jika fakta membeberkan bahwa sejatinya VOC itu merupakan serikat dagang dari belanda dan mempekerjakan orang Indonesia dengan upah. Dan ketika orang merasakan tidak mendapati upah perlu disusuri alur distribusi upahnya. Ketika disusuri ternyata banyak dari dana itu berhenti di bupati atau elit birokrasi pada saat itu. Jadi jika begitu, siapa yang sebenarnya menjajah selama ini?  Beberapa hari lalu bapak menyinggung terkait kesadaran akan kebersihan orang luar negeri yang bagus dan juga etos kerja di Jepang. Beliau berkata dengan heran. Namun disela itu aku berkata butuh waktu berapa tahun untuk mencapai semua itu? Amerika dengan freedom of speech nya hingga Indonesia dengan kasus korupsinya. Beberapa kali beliau menyatakan bahwa generasi beliau adalah generasi gagal. Namun dalam hati aku lebih suka menyebut generasi beliau sebagai generasi takabur. Sementara generasiku? An...