Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Jangan Sakit

Gambar
Aku terbangun. Setelah menjelajahi mimpi yang cukup panjang akhirnya aku terbangun. Ku lihat jam masih terlalu dini untuk beraktivitas. Pandangan buram tanpa kacamata. Nyeri. Merasakan suhu badan naik begitu cepat. Namun, mimpi tak segera menjemputku kembali. Kucoba menghirup bau-bauan, rasanya masih normal. Kucoba merasakan beberapa kudapan kecil, nampaknya masih terasa. Kucari penyebab. Apakah makan? Apakah energi untuk gerakan raga yang terlalu dipaksakan? Apakah perihal psikis yang tiap hari ditempa dengan berbagai kata demi kata? Entah. Harapanku hanya segera tertidur dan bangun dalam kondisi badan yang siap untuk memacu kuda besi dan mulai membersihkan sisa-sisa malam.  Aku harap kamu mengerti, wahai zat yang nampaknya tak terlalu egois untuk mengerti. Oh aku mengerti, mungkin kurang air. Dehidrasi. Atau mungkin sebuah upaya adaptasi. Tapi, apakah tidak telat terlambat.  Mungkin setelah eek dan pipis besok pagi sedikit demi sedikit memulih. Jangan sakit, jang...

Aquarium

Gambar
Ikan di dalam aquarium bertanya tentang kebebasan dan kemerdekaan. Kesana kemari memakan lumut yang tumbuh subur di kaca dan bebatuan. Kadang bermain arus yang tercipta dari pompa air yang membuat air bersikulasi. Apakah kebebasan itu? Kebebasan adalah upaya menemukan batas-batas. Menentukan batas seperti halnya aquarium berukuran panjang 40 centimeter ini. Lompat keluar lalu mati atau bertahan di aquarium dengan ekosistem yang penuh dengan kepalsuan. Apakah puan dan tuan sekalian juga demikian? Perjalanan menemukan batas karena kemampuan juga terbatas.  Kemampuan finansial, fisik hingga spiritual masing-masing individu berbeda. Alih-alih kebahagiaan, mungkin puan tuan cukup mengerti atau minimal pernah merasa bahagia. Ikan-ikan di dalam aquarium tidak pernah diberi makan karena makanannya tersedia di aquarium tersebut. Memang di desain seperti itu rupanya, menggunakan air dengan TDS tinggi dan cahaya lampu lebih dari 8 jam perhari membuat lumut yang menjadi makanan ika...

Kita Sudah Tidak Muda Lagi untuk Melakukan Beberapa Hal

Gambar
Kita tak lagi muda untuk hal dan waktu tertentu meski sering kali waktu sering kali kita abaikan. Berbicara tentang air, bulan dan danau, apakah ikan dalam aquarium bahagia? Meski begitu, alam juga sama mengerikannya dengan lingkungan yang dibuat sedemikian rupa menyerupainya. Tapi, bukankah kita benar-benar tidak muda lagi untuk melakukan sesuatu hal? Aku mengerti, menjadi anak-anak memang menyenangkan. Bermain ditengah hujan dan ketakutan hanyalah amarah orang tua jika tak segera mandi ketika sore tiba. Tapi, kita benar-benar sudah tidak muda lagi untuk melakukan beberapa hal. Aku mengerti, pola pikir kanak-kanak memang mengasikan apalagi mereka yang tidak menciptakan lingkungan yang mengasah tumbuh kembang naluri kemanusiaan. Aku rasa perihal menjadi dewasa bukanlah hal yang mudah. Juga menjadi anak-anak juga hal yang membosankan. Melihat perkembangan zaman warna-warni ditengah sorot layar LCD layar sentuh digenggaman tangan berjam-jam. Benar, menjadi manusia memanglah s...

Kepada Surabaya

Gambar
Kepada setiap embun subuh yang menyelimuti tukang becak yang sedang terlelap di sepanjang jalanan di Kertajaya. Kepada bau ambisi yang membangun Surabaya yang sedari pagi petang sudah ramai lalu lalang. Kepada setiap lagu Silampukau yang bercerita tentang gemerlap kehidupan kota besar tempat bergantung jutaan jiwa mencari makan dan kepuasan jiwa. Kepada setiap pelacur online di setiap hotel berkelas hingga waria yang bisa ditemui di twitter dan michat. Kepada bau selokan yang menjadi tempat bertempurnya Sura dan Baya di tahun 2021. Kepada Sura dan Baya yang menjadikannya Surabaya yang bermakna keberanian menghadapi bahaya, padahal yang berbahaya ada sira yang berarti dirimu. Kepada muda-mudi dunia malam sepulang mabuk dari klub di Surabaya Barat yang diantar pulang oleh kawannya yang sama-sama dimabukan ketakutan menghadapi kenyataan. Kepada air yang setiap tetesnya berbayar sementara Tuhan masih memberinya secara gratis di setiap tetes air matamu. Kepada air mata seorang p...

Bulan Merah Jambu Tidak Luruh di Kotamu

Gambar
Tidak ada bulan merah jambu. Karena setiap yang luruh pada kota hanyalah keringat, debu dan beberapa air mata. Malalui langkah sepi di setiap gang yang menawarkan angka, angka dan angka. Uang, uang dan uang. Melewati angin bercampur asap kenalpot dan bau parfum salesman dan spg di sepanjang komplek pertokoan. Kadang angin menabur daun yang kenyang akan konsumsi karbon sepanjang hari dan kering ketika kemarau menjelang. Pencarian bayang-bayang ketika itu, melalui pamflet dan poster majalah Gadis era 90an.  Sisi ruang batin yang hampa menanti cahaya kesadaran dari ufuk timur, rindukan pencerahan nurani yang nyata. Tercipta kesedihan mejikuhibiniu memenuhi relung jiwa. Mewujudkan keinginan yang tak pernah terwujud seperti halnya menabuh kesunyian di tengah kemacetan pola pikir manusia. Hingga pada akhirnya yang tersisa hanyalah transisi atau perpindahan meski sukar atau karena berbagai hal yang tidak bisa dijelaskan. "Lelah" Ketika raga dan jiwa tak sanggup menopang ...