Postingan

Harum Haru Taman dari Celah Gerimis

Gambar
Nasib serupa taman bunga. Sejumlah wangi kesunyian menyeruak dan ditengahnya beriak sebuah telaga yang memantulkan rona wajah dengan gurat umur terlukis. Sebelum tertikam kantuk dan melarung mimpi di penghujung hari, seorang berpesan akan cermin yang kian retak. Menjadikan sukma kian samar adanya. Beduyun-duyun menyuapi selaksa peristiwa. Kian kalut mewarnai mimpi anak negeri. Bukan tak peduli. Telinga ini rasanya tak ingin mendengar gelak tawa para peraga dibalik altar. Sementara kesedihan menggerogoti relung hatinya. Ia telusuri jalan dibentangkan keindahan yang menyelinap diantara kini dan nanti. Menerjang badai agonia, menceburkan diri ke telaga sunyi, menari bersama irama musim dan diiringi mewangi kicau burung sebagai garis sajakNya. Rupanya ia menapaki jalan terjal kehidupan yang dalam. Menyelami palung tanpa dasar, mendaki gunung tanpa puncak. Acap kali orang-orang berkata bahwa hidupnya penuh kesia-siaan. Bunga-bunga di kebun belakang mulai melakukan kebiasaan sehari-...

Gubahan di Altar Mimpi

Gambar
Kali ini matahari telah duduk disinggananya. Memberi panas yang dinanti jemuran ibu-ibu, ikan-ikan asin para nelayan dan gabah petani yang belum kering. Tak jarang panasnya menuai cacian para pekerja kantoran dan buruh pabrik yang bekerja ditengah tekanan penguasa. Sejenak berpikir nasib tukang becak yang termangu menanti para pelanggan jasanya. Demi mencari rejeki dan wujudkan sebagian mimpi yang belum terbeli. Harap kini mendung datang berarak dari utara. Memberi angin sejuk ditengah geliat kota. Redakan bara yang kian membara di jalanan. Meredam darah yang mendidih di atas panggangan. Siapa yang mengerti perihal takdir? Seolah orang dulu berkata mereka yang mati muda ialah yang berbahagia. Ucapan putus asa dari juang yang tak temui arah. Sementara hari terus berjalan dan mati tanpa arti hanya menanti lupa. Barangkali tiada guna hidup di dunia tak membuatku kehilangan asa karena kayuh kereta angin masih semangat memutar roda kehidupan. Meski pertemuan dan perpisahan telah digar...

Cinta Tanpa Jarak

Gambar
Sejuk canda bayu mengelus rambut hitammu. Menyelinap menyisakan kelam. Raut wajahmu pancarkan sedih karena ditinggal kekasih. Lelaki macam apa yang tega menelantarkan cintamu hingga retak patah istana yang telah kalian bangun? Apakah kau sudah melontarkan kata kutuk dan umpat benci karena itu? Mungkin perempuan selembut dirimu tak mungkin melakukannya. Kau hanya pasrah ditikam-tikam lara, sembari meminum anggur yang terbuat dari janji-janjinya yang memabukan. Mestinya dirimu tak perlu bersikukuh mempertahankan tembok-tembok yang hampir runtuh itu. Biarkan ia menjadi puing berserakan. Atau mungkin, engkau terlanjur terlalu dalam mencintai hingga tak tahu kemana mesti menyandarkan resahmu. Sementara aku hanya mampu melihat wajah ayumu bermuram sepi ditengah gemerlap pesta pora. Sesekali aku ingin sekali mengusap air matamu yang berlena menyusuri pipi halusmu dan kemudian jatuh membasahi permukaan tanah. Aku takut ketika bumi mendengar isak tangis laramu, ia akan mendekapmu dengan s...

Buku Ini Aku Terima

Gambar
Di sisa kelam, terdapat bayang bertanya mengetuk rumah sadar. "Apakah kamu masih ada disitu? Lama kita tak bersua". Beruntung kala itu sepi tak menghampiri dalam benak. Maka jadilah samar bisik terdengar. Namun, bayang itu terus menunggu di depan pintu rumah. Kubaca dari celah jendela. Siapakah bayang tersebut. Pandangku samar. Aku merasa tak mengenalnya atau daya ingatku yang lemah. Aku membuka pintu kemudian bertanya, "apakah saya mengenal, kisana?". Tanyaku hanya dibalas dengan wajah pucat. Ia berikan sebuah buku usang yang sisakan debu, kemudian ia berlalu begitu saja. Kunyalakan lampu di meja biasa ku gunakan untuk membaca kisah-kisah. Entah kisah tentang perang atau damai di sebuah peradaban. Tapi percayalah, selalu ada konflik di setiap cerita. Setelah lampu meja baca ku nyalakan, ku mulai duduk di kursi dan mulai membuka halaman depan. Sebuah kisah berjudul "salam". Rangkaian aksara ini sepertinya tak asing buatku. "Hi, apakah engkau mas...

Pesan Lelaki yang Tak Menemui Cintanya

Gambar
Permisi, apakah masih ada sedikit ruang untuk sekedar singgah? Saya rasa diluar badai sedang berkecamuk. Ijinkan saya duduk di seberang tempatmu mencari kata. Maafkan saya, semisal dalam detik-detik tertentu saya mencoba mencuri pandang yang sering kali bertatap di sebagian waktu tat kala kekalutanmu terhadap dunia memaksamu untuk berhenti bernapas. Melalui diam, ijinkan saya menyisipkan aksara dalam kehidupanmu. Saya harap anda tidak keberatan dan saya pun tidak menuntut balas jikalau engkau merasa diuntungkan dengan kehadiran saya. Saya tak kuasa menahan diri tat kala engkau menitihkan air mata. Saat bising dan panik menggerogoti kepentingan prioritasmu. Sisakan gundah gulana disetiap sisa waktu yang engkau gunakan untuk meluapkan rasa. Mungkin, saya mengerti jalan keluar dari labirin masalahmu. Namun, maafkan saya jikalau seakan-akan saya menjadi tokoh yang sok tahu. Sejatinya saya hanya ingin meruntuhkan sebuah alasan yang membuatmu tak kuasa titikan lara. Semoga maksud...

Air Kehidupan

Gambar
Air yang jernih, membawa kehidupan bagi semesta. Membawa hawa sejuk yang tenangkan pikiran. Air merupakan kebutuhan dasar manusia. Sudah menjadi anggapan umum di mana kita menemukan air, maka di sana ada harapan akan kehidupan . Segala sesuatu di dunia, termasuk tumbuhan, hewan, manusia, dan lain-lain, semua membutuhkan air. Makhluk hidup tak dapat bertahan tanpa air. Apakah kalian ingat sebuah kisah yang pernah saya ceritakan? Ada sepasang burung. Demi membantu burung betina bertelur, sepasang burung ini segera mempersiapkan sebuah sarang. Saat membangun sarang. mereka berpikir bahwa telur perlu dierami beberapa lama. Karenanya, mereka membangun satu sarang lagi sebagai tempat menyimpan makanan. Namun, berselang beberapa waktu, buah-buahan di sarang tersebut terjemur cahaya matahari dan menjadi kering. Saat burung jantan melihat sarang yang tadinya penuh buah ini kini isinya menjadi berkurang, ia mengira burung betina yang mencurinya. Ia pun sangat marah dan mulai mematuki...

Sepi Datang Tanpa Permisi

Gambar
Sepi datang tanpa permisi Bising terakuisisi Hening beraksi Jiwa terisi Ringkih biduk Samudera amuk Terima benguk Rasa beraduk Purnama berganti Tanpa berarti Dalam hati Menyelam arti Takut mati Mimpi dan harap Rindu mengendap Tak dianggap Sisakan bengap Lukisan kelam Era nan kejam Di bawah tilam Rupa menganyam Bumi berbisik Di tengah berisik Gelisah mengusik Menuntut balik Kidung bertalun Tahun ke tahun Kisah tertenun Pada halimun Mulut bergumam Di ujung malam Wajah asam Di bawah temaram Rinai hujan Basahi perasaan Jernih amatan Temukan pesan Bunga mekar Di tengah belukar Meski sukar Tetap berujar Rupa beraneka Cobaan kehidupan Memendam duka Pancarkan suka Memoar biru Bualan semu Para pecandu Menanti temu Temukan arti Rasa sejati Dharmabakti Menjadi bukti Inilah pungkas Patri batas Tiada aras Hanya asas