Postingan

Yang Lahir dari Kesunyian Pandemi

Gambar
Tidakkah semua berasal dari sini? Keterasingan dan saling mengasingkan? Nampaknya telah lama kita tak bersua dalam kata. Dalam setiap kalimat bebas dan abstrak. Aku merasakan setiap titik darah yang terjatuh kala setiap pena berselisih dengan kertas berisi kalimat legitimasi. Bukankah semua perandaian tentang teror dan kasus yang pernah bicarakan perlahan mulai jadi kenyataan. Ku harap kau tau itu. Beberapa hari ini, malam terasa begitu panjang. Sama halnya dengan hari. Sedangkan pagi nampak ditutupi awan mendung, sehingga tak ada sinaran bagi mereka yang tersadar lebih dini.  Apakah kamu merasakannya? Sesuatu yang tak terlihat itu lebih menakutkan. Begitulah sebut ajal yang acap kali siap menyergap. Tapi ketahuilah. Disetiap dilema selalu ada perenungan. Maka aku akan datang disela perenunganmu. Tentang hidup atau matinya suatu kaum, kita tak pernah tau. Yang kita tau adalah setiap penghianatan dari setiap sumpah, setiap pengingkaran dari setiap janji dan setiap kekece...

Riant Daffa dan Album Janggal

Gambar
MUSIK , siapa menyangka berawal dari iseng  dan mencoba rekaman sendiri di kamar melahirkan sebuah karya? Itulah gambaran pembuatan lagu-lagu saya yang kini telah bisa dinikmati di berbagai platform musik, seperti Spotify, Deezer, Soundcloud, Youtube dan lain sebagainya. Pembuatan tergolong sederhana dan menggunakan alat rekam apa adanya. Musik saya pada album Janggal bermuatan absurd. Banyak dari pendengar mengatakan liriknya mengandung makna konflik akhir-akhir ini. Sebenarnya dalam pembuatan lirik juga tidak sepenuhnya saya garap sendiri. Saya juga meminta bantuan teman seperti di lagu Janggal. Lirik lagu Janggal digarap Doli Marzuki Siregar yang merupakan kawan ngopi saya. Dalam prosesnya lagu Janggal merupakan irama saja,  kemudian baru saya kirim irama tersebut ke Mas Juki. Penemuan iramanya pun juga sederhana. Setelah berkontemplasi di Candi Badut saya menemukan sambil bergumam di perjalanan pulang. Lantas, sesampai di kamar kos, langsung saya buka laptop ...

Harum Haru Taman dari Celah Gerimis

Gambar
Nasib serupa taman bunga. Sejumlah wangi kesunyian menyeruak dan ditengahnya beriak sebuah telaga yang memantulkan rona wajah dengan gurat umur terlukis. Sebelum tertikam kantuk dan melarung mimpi di penghujung hari, seorang berpesan akan cermin yang kian retak. Menjadikan sukma kian samar adanya. Beduyun-duyun menyuapi selaksa peristiwa. Kian kalut mewarnai mimpi anak negeri. Bukan tak peduli. Telinga ini rasanya tak ingin mendengar gelak tawa para peraga dibalik altar. Sementara kesedihan menggerogoti relung hatinya. Ia telusuri jalan dibentangkan keindahan yang menyelinap diantara kini dan nanti. Menerjang badai agonia, menceburkan diri ke telaga sunyi, menari bersama irama musim dan diiringi mewangi kicau burung sebagai garis sajakNya. Rupanya ia menapaki jalan terjal kehidupan yang dalam. Menyelami palung tanpa dasar, mendaki gunung tanpa puncak. Acap kali orang-orang berkata bahwa hidupnya penuh kesia-siaan. Bunga-bunga di kebun belakang mulai melakukan kebiasaan sehari-...

Gubahan di Altar Mimpi

Gambar
Kali ini matahari telah duduk disinggananya. Memberi panas yang dinanti jemuran ibu-ibu, ikan-ikan asin para nelayan dan gabah petani yang belum kering. Tak jarang panasnya menuai cacian para pekerja kantoran dan buruh pabrik yang bekerja ditengah tekanan penguasa. Sejenak berpikir nasib tukang becak yang termangu menanti para pelanggan jasanya. Demi mencari rejeki dan wujudkan sebagian mimpi yang belum terbeli. Harap kini mendung datang berarak dari utara. Memberi angin sejuk ditengah geliat kota. Redakan bara yang kian membara di jalanan. Meredam darah yang mendidih di atas panggangan. Siapa yang mengerti perihal takdir? Seolah orang dulu berkata mereka yang mati muda ialah yang berbahagia. Ucapan putus asa dari juang yang tak temui arah. Sementara hari terus berjalan dan mati tanpa arti hanya menanti lupa. Barangkali tiada guna hidup di dunia tak membuatku kehilangan asa karena kayuh kereta angin masih semangat memutar roda kehidupan. Meski pertemuan dan perpisahan telah digar...

Cinta Tanpa Jarak

Gambar
Sejuk canda bayu mengelus rambut hitammu. Menyelinap menyisakan kelam. Raut wajahmu pancarkan sedih karena ditinggal kekasih. Lelaki macam apa yang tega menelantarkan cintamu hingga retak patah istana yang telah kalian bangun? Apakah kau sudah melontarkan kata kutuk dan umpat benci karena itu? Mungkin perempuan selembut dirimu tak mungkin melakukannya. Kau hanya pasrah ditikam-tikam lara, sembari meminum anggur yang terbuat dari janji-janjinya yang memabukan. Mestinya dirimu tak perlu bersikukuh mempertahankan tembok-tembok yang hampir runtuh itu. Biarkan ia menjadi puing berserakan. Atau mungkin, engkau terlanjur terlalu dalam mencintai hingga tak tahu kemana mesti menyandarkan resahmu. Sementara aku hanya mampu melihat wajah ayumu bermuram sepi ditengah gemerlap pesta pora. Sesekali aku ingin sekali mengusap air matamu yang berlena menyusuri pipi halusmu dan kemudian jatuh membasahi permukaan tanah. Aku takut ketika bumi mendengar isak tangis laramu, ia akan mendekapmu dengan s...

Buku Ini Aku Terima

Gambar
Di sisa kelam, terdapat bayang bertanya mengetuk rumah sadar. "Apakah kamu masih ada disitu? Lama kita tak bersua". Beruntung kala itu sepi tak menghampiri dalam benak. Maka jadilah samar bisik terdengar. Namun, bayang itu terus menunggu di depan pintu rumah. Kubaca dari celah jendela. Siapakah bayang tersebut. Pandangku samar. Aku merasa tak mengenalnya atau daya ingatku yang lemah. Aku membuka pintu kemudian bertanya, "apakah saya mengenal, kisana?". Tanyaku hanya dibalas dengan wajah pucat. Ia berikan sebuah buku usang yang sisakan debu, kemudian ia berlalu begitu saja. Kunyalakan lampu di meja biasa ku gunakan untuk membaca kisah-kisah. Entah kisah tentang perang atau damai di sebuah peradaban. Tapi percayalah, selalu ada konflik di setiap cerita. Setelah lampu meja baca ku nyalakan, ku mulai duduk di kursi dan mulai membuka halaman depan. Sebuah kisah berjudul "salam". Rangkaian aksara ini sepertinya tak asing buatku. "Hi, apakah engkau mas...

Pesan Lelaki yang Tak Menemui Cintanya

Gambar
Permisi, apakah masih ada sedikit ruang untuk sekedar singgah? Saya rasa diluar badai sedang berkecamuk. Ijinkan saya duduk di seberang tempatmu mencari kata. Maafkan saya, semisal dalam detik-detik tertentu saya mencoba mencuri pandang yang sering kali bertatap di sebagian waktu tat kala kekalutanmu terhadap dunia memaksamu untuk berhenti bernapas. Melalui diam, ijinkan saya menyisipkan aksara dalam kehidupanmu. Saya harap anda tidak keberatan dan saya pun tidak menuntut balas jikalau engkau merasa diuntungkan dengan kehadiran saya. Saya tak kuasa menahan diri tat kala engkau menitihkan air mata. Saat bising dan panik menggerogoti kepentingan prioritasmu. Sisakan gundah gulana disetiap sisa waktu yang engkau gunakan untuk meluapkan rasa. Mungkin, saya mengerti jalan keluar dari labirin masalahmu. Namun, maafkan saya jikalau seakan-akan saya menjadi tokoh yang sok tahu. Sejatinya saya hanya ingin meruntuhkan sebuah alasan yang membuatmu tak kuasa titikan lara. Semoga maksud...